Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap. Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sankerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Jadi "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa
pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi
bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang
istimewa.
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester.
Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja
Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit
listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen
yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung
Puyuh.
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi
yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 48,15 km2 ini
mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde
menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah
seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana
eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot
Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan
permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama
sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari
1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti
hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang
tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC,
Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman
kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van
Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur,
Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu
alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi
dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota
Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu
pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di
Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima
per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58
ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung
Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan,
lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan
Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama
354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan
Spanyol.Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester”
sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan
Mr. W.J.Ph. van Waning.
Perubahan Nama PemerintahanNo | Nama Pemerintahan | Keterangan |
---|---|---|
1 | Gemeente Soeka Boemi | Tahun 1914-1942 |
2 | Soekaboemi SHI | Tahun 1942-1945 |
3 | Kota Kecil Sukabumi | Undang-undang No. 17 Tahun 1950 |
4 | Kota Praja Sukabumi | Undang-undang No. 1 Tahun 1957 |
5 | Kotamadya Sukabumi | Undang-undang No. 18 Tahun 1965 |
6 | Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi | Undang-undang No. 5 Tahun 1974 |
7 | Kota Sukabumi | Undang-undang No. 22 tahun 1999, UU No 32 Tahun 2003 |
Nama-Nama Pimpinan Pemerintahan Daerah Sukabumi
No | Nama | Tahun |
---|---|---|
1 | Mr. R. Syamsudin | 1945-1946 |
2 | Raden Mamur Soeria Hoedaja | 1946-1948 |
3 | Raden Ebo Adinegara | 1948-1950 |
4 | Raden Widjaja Soerija | (Acting) |
5 | Raden S. Affandi Kartadjoemena | 1950-1952 |
6 | Raden Soebandi Prawiranata | 1952-1959 |
7 | Mochamad Soelaeman | 1959-1960 |
8 | Raden Soewala | 1960-1963 |
9 | Raden Semeru | (Acting) |
10 | Drs. Achmad Darmawan Adi | 1963-1961 |
11 | Raden Bidin Suryagunawan | (Acting) |
12 | Saleh Wiradikarta, S.H. | 1966-1978 |
13 | Soejoed | 1978-1988 |
14 | H. Zaenudin Mulaebary, S.H. | 1988-1993 |
15 | H. Udin Koswara, S.H. | 1993-1997 |
16 | R. Nuriana (Gubernur Jabar) | PJS |
17 | Dra. Hj. Molly Mulyahati Djubaedi, M.Sc. | Plh |
18 | Dra. Hj. Molly Mulyahati Djubaedi, M.Sc. | 1998-2003 |
19 | H. Mokh. Muslikh Abdussyukur, S.H., M.Si. | 2003-... |
Arti Lambang Kota Sukabumi
Dasar Hukum : Peraturan Daerah Kotamadya Sukabumi Nomor 12 Tahun 1993 Tentang Lambang Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi.Arti dari Lambang :
No | Lambang | Arti |
---|---|---|
1 | Perisai | Ketangguhan Fisik dan Mental |
2 | Warna Hijau | Kesuburan dan Kemakmuran |
3 | Bintang Segi Lima | PANCASILA yang merupakan Dasar Negara Republik Indonesia |
4 | Senjata Kujang | Keberanian |
5 | Setangkai Padi dan Teh | Ketentraman dan Perdamaian |
6 | Pita Merah Putih | Kebangsaan Indonesia |
Geografi
Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106° 45’ 50’’ Bujur Timur dan 106° 45’ 10’’ Bujur Timur, 6° 49’ 29’’ Lintang Selatan dan 6° 50’ 44’’ Lintang Selatan, terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 m diatas permukaan laut, dengan suhu maksimum 29 °C.Kota ini terletak 120 km sebelah selatan Jakarta dan 96 km sebelah barat Bandung, dan wilayahnya berada di sekitar timur laut wilayah Kabupaten Sukabumi serta secara administratif wilayah kota ini seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.
Pemerintahan
Wilayah Kota Sukabumi berdasarkan PP No. 3 Tahun 1995 adalah 48,0023 KM² terbagi dalam 5 kecamatan dan 33 kelurahan.
Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 27 September
2000, wilayah administrasi Kota Sukabumi mengalami pemekaran menjadi 7
kecamatan dengan 33 kelurahan. Kecamatan Baros dimekarkan menjadi 3
kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu, Kecamatan Baros, dan Kecamatan
Cibeureum. Pada tahun 2010 Kota Sukabumi terdiri dari 7 kecamatan,
meliputi 33 kelurahan, 1.521 RT, dan 350 RW.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi
pada Tahun 2010 5.733 orang yang terdiri dari Golongan I 213 orang,
Golongan II 1.630 orang, Golongan III 2.209 orang, dan Golongan IV 1.681
orang. Berdasarkan tingkat pendidikan S3 3 orang, S2 205 orang, SI
2.070 Orang, DIV 21 Orang, DIII/DII/DI 1.496 orang, SLTA 1.584 orang,
SLTP 183 orang, dan SD 171 orang.
Jumlah Keputusan DPRD Kota Sukabumi pada tahun 2009/2010, berdasarkan
surat Keputusan Pimpinan DPRD sebanyak 9, sedangkan Surat Keputusan
Dewan (DPRD) sebanyak 23.
Kependudukan
Perkembangan penduduk di Kota Sukabumi selama periode 1998-2002 terus meningkat, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,75 %.Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2010 | 298.681 | |||||||||||
2009 | 287.856 | |||||||||||
2008 | ||||||||||||
2007 | ||||||||||||
2006 | ||||||||||||
2005 | ||||||||||||
2004 | ||||||||||||
2003 | 278.418 | |||||||||||
2002 | 259.045 | |||||||||||
2001 | 257.097 | |||||||||||
2000 | 252.420 | |||||||||||
1999 | 242.976 | |||||||||||
1998 | 241.396 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Sukabumi |
Ketenagakerjaan
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi tercatat bahwa jumlah pencari
kerja yang terdaftar pada tahun 2010 mencapai 8.699 orang, yang terdiri
dari 4.129 pencari kerja laki-laki dan 4.570 perempuan. Sedangkan
pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 2.014 orang.
Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan menurut tingkat
pendidikan di Kota Sukabumi tahun 2010 meliputi lulusan SLTP 510 orang,
lulusan SLTA 967 orang, lulusan diploma 155 orang, dan sarjana 123
orang.
Perekonomian
Jika dilihat dari kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Sukabumi masih relatif kecil yaitu berada dibawah 20 persen setiap tahunnya.[4]
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan
Penanaman Modal Kota Sukabumi pada tahun 2010, diketahui bahwa
perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan sebesar 7,67 % yaitu
dari 4.899 perusahaan pada tahun 2009 menjadi 5.275 perusahaan pada
tahun 2010. Dari sebanyak 5.275 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut
terdiri dari 154 perusahaan besar, 519 perusahaan menengah dan 4.602
perusahaan kecil. Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan
Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak
32,35 % dibanding tahun 2009. Dari sejumlah 366 perusahaan yang
mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 50 perusahaan
berbentuk badan usaha PT, 8 perusahaan berbentuk Koperasi, 110
perusahaan berbentuk CV, 197 perusahaan berbentuk PO dan ada 1
perusahaan berbentuk BUL.
Kegiatan perhotelan di Kota Sukabumi dapat dilihat dari banyaknya
perusahaan akomodasi dan tamu yang menginap. Pada tahun 2010 jumlah
perusahaan akomodasi di Kota Sukabumi sebanyak 33 buah yang terdiri dari
598 kamar dan 875 tempat tidur.
Sementara itu banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2010 sebanyak
107.679 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 2.794
orang dan wisatawan nusantara sebanyak 104.885 orang. Jumlah tamu yang
menginap tersebut 35,54% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang
berjumlah 38.275 orang. Jika dilihat per kecamatan, dapat diketahui
bahwa tamu yang menginap di hotel, masih didominasi di wilayah Kecamatan
Cikole, yaitu mencapai 68.94%. Hal ini dimungkinkan karena wilayah
Kecamatan Cikole berada di pusat Kota Sukabumi.
Sedangkan kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat
kecil. Secara keseluruhan hanya tercatat 2 obyek wisata, 47 penginapan
remaja, 6 kolam renang serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang
meliputi bilyard, golf, karaoke, dan ketangkasan.